<!-- -->

Thursday, November 25, 2021

Natal Kristus 25 Desember Dirayakan Tahun 126 M, Jauh Sebelum Kultus Dewa Matahari Tahun 354 M

Ya'ahowu - .Setiap tanggal 25 Desember setiap tahunnya umat Kristen merayakan hari Kelahiran Yesus Kristus, akan tetapi masih banyak diantara umat Kristen yang tidak meyakini tanggal 25 Desember merupakan hari Kelahiran Yesus Kristus, banyak yang berasumsi bahwa itu hari kelahiran dewa matahari, bermula dari tahun 1743 ketika Paul Ernest Jablonski "membikin-bikin" teori tanpa bukti bahwa  25 Desember adalah perayaan lahirnya Dewa Matahari tak terkalahkan (Natalis Sol Invicti).

Sejak saat itu gereja dilanda skeptisisme tentang kesejarahan Natal. Ada yang menerima dengan alasan inkulturasi atau kontekstualisasi, tetapi banyak pula kaum ASBAK (Asal Beda dengan Ajaran Katolik) yang menjadikannya sebagai argumentasi untuk menghujat, dan sadar atau tidak, gerakkan yang semula dilandasi anti Katolik ini, telah meluas-mendunia dan nyaris meluluh-lantakkan sendi-sendi iman gereja semesta: "Kalau tanggalnya saja tidak jelas bagaimana Yesus yang diberitakannya?", Bantah mereka. Selebihnya "Mitos Desember di Bethlehem selalu bersalju" hanya diputar-putar seperti kaset rusak setiap akhir tahun. Apakah bukti-bukti sejarah yang mematahkan mitos anti Natal ini?

Berikut catatan mengenai jatuhnya perayaan Natal 25 Desember.

(1) Untuk pertama kali Natal ditetapkan di Alexandria pada tahun 189 M oleh Baba Demitri (Paus Dimitrius), Patriarkh Alexandria dalam dokumen kuno ”Al-Dasquliya al-Qibthiyah” atau  ”Ta’lim ar-Rasul” (The Coptic Didascalia Apostolorum). Pasal XVIII Kitab Ta’alim terjemahan bahasa Arab yang aslinya dari bahasa Koptik:

يا اخواتنا تخفظوا في ايام الاعياد التي هي عيد ميلاد الرب و كملوه في خمسة و عشرين من الشهر التاسع الذى للعبرانين الذى هو التاسع والعشرون من الشهر الرابع الذى للمصريين.

Artinya: “Wahai Saudara-saudaraku, tetapkanlah dalam hari-hari perayaan Kelahiran Junjungan kita tepatnya pada tanggal 25 bulan kesembilan Ibrani, atau tanggal 29 bulan keempat Mesir” (Marqus Dawud, 1979:122).

(2) Sebelum ditetapkan sebagai dokumen perayaan gerejawi, catatan terawal adalah dokumen Liber Pontificalis, misa malam Natal Sudha dirayakan di Roma oleh Paus Telesporus tahun 126 M.

(3) Mar Theofilus dari Caesaria (160 M) telah merayakan Natal pada tanggal yang sama (De Origin Festorum Christianorum).

(4) Meskipun Sudha dirasakan di Roma tahun 126, namun perayaan ini diresmikan oleh Paus Yulius I (336-352 M), tetapi di Mesir sudah ditetapkan tahun 189 M.

DASAR DAN METODE PERHITUNGAN NATAL

(5) Penetapan Natal pertama kali justru jatuh pada hari yang sama dengan perayaan חֲנוּכָּה‎ ”Hanukkah” atau Penahbisan Bait Allah, yang juga jatuh setiap 25 bulan Kislev. Perayaan ini oleh sejarawan Yahudi Flavius Yosefus (90 M) diaebut חַג הַאוּרִים‬  ”Ḥag Ha’urim” (Hari Raya Terang) ini, memperingati kemenangan Yudas Makkabe atas Raja Seleukid, Antiokhus Epifanes IV.

(6) Peristiwa bersejarah ini dicatat dalam Talmud dan Deuterokanonika (Kanon Kedua), khususnya 2 Makabe 10:1-9. Yesus pernah datang pada perayaan ini di Yerusalem, “ketika itu musim dingin” (Yohanes 10:22).

(7) Dalam bukunya The Jewish War, Buku VI, Pasal 4:1-5, Yosefus menyebutkan Bait Suci dibakar oleh Titus pada tanggal 9 bukan Lous. Dan data ini cocok dengan dokumen Yahudi, Talmud, yaitu sebuah “Baraita” atas teks Traktat Ta’anit  4.29a (ditulis 160 M) yang menyebutkan:

בּשׁחרב בּית המקדשׁ הראשׁונה אותו היום ערב תשׁעה בּאב הים ומוצאי שׁבת היה ומוצאי שׁביעית היתה ומשׁמרתה שׁל יהויריב היתה.

Artinya: “Ketika Bait Suci pertama dihancurkan hari itu terjadi setelah petang pada tanggal 9 bulan Av, harinya setelah hari Sabat, setelah tahun ke tujuh, dan yang sedang bertugas sebagai mishmar adalah Yehoyariv” (Rabbi H. Goldwurm, Talmud Bavli, Megillat Ta'anit, 2006).

(8) Selanjutnya dicatat כן בשִׁ֖ניה (begitu juga yang kedua), maksudnya Bait Suci kedua juga dihancurkan pada jam, hari dan bulan yang sama. Orang-orang Yahudi sampai hari ini melakukan puasa perkabungan atas hancurnya Bait Suci setiap 9 bulan Av (Ibrani: Ibrani: תשעה באב atau ט׳ באב ”Tisha be Ab”), sejajar dengan kalender Yulian 5 Agustus 823 AUC (Ab Urbi Condita) atau sejak berdirinya kota Roma.

(9) Dengan mengetahui tanggal 9 Av (5 Agustus) tahun 70 M yang bertugas di Bait Allah adalah Yoyarib, rombongan pertama dalam 24 rombongan imam Lewi yang bertugas di Bait Allah (1 Tawarikh 24:7-19), dan dalam Lukas 1:5 imam Zakaria berasal dari rombongan Abia (rombongan ke delapan), maka dapat dihitung mundur ke belakang 75 tahun kapan malaikat Gabriel menemui imam Zakaria yang berasal dari rombongan Abia, ketika bertugas di Bait Allah.

(10) Ternyata dibuktikan sejak abad kedua, Malaikat Jibril menemui Zakaria pada waktu perayaan  יוֹם כִּיפּוּר‬ ”Yom Kippur” (Hari Penebusan Dosa), minggu kedua bulan Tishri. Data ini juga cocok dengan dokumen kuno ”Protevangelion Iakobi” (170 M) bahwa Malaikat Gabriel menemui Zakaria pada perayaan Yom Kippur.

(11) Lukas 1:26 mencatat Gabriel menemui Maria di Nazaret untuk memberitakan kelahiran Yesus pada bulan keenam setelah menemui Zakaria. Enam bulan setelah Tishri akan jatuh pada bulan Ibrani Adar Tseni atau Nisan (kalender Yahudi mengenal bulan ke-13, yaitu Adar Tseni/kedua ynag jatuh 7 kali dalam setiap 19 tahun untuk menyesuaikan selisih 10 atau 11 setiap tahun antara sistem Qomariyah dan Syamsyiah).

(12) Karena itu, 'Ied al-Bishara (Perayaan Malaikat Jibril menyampaikan kabar baik kepada Bunda Maria) terjadi pada tanggal 15 Nisan, yang bertepatan dengan tarikh Gregorian 25 Maret, seperti dicatat oleh St. Hypolitus (170-235 M) dan Sextus Yulius Africanus (160-240 M). Kalau usia kandungan normalnya 9 bulan, maka 9 bulan setelah 15 Nisan/25 Maret akan jatuh pada tanggal 25 Kislev atau sekitar 25 Desember.

Para penentang Natal menertawakan perayaan 25 Desember, karena tidak mungkin Yesus lahir bulan Desember, sebab pada waktu itu para gembala sedang menggembalakan domba-dombanya pada malam hari. ”Di wilayah Israel”, demikian argumentasi mereka, “domba-domba pada umumnya paling lambat harus kembali dimasukkan dalam kandangnya pada waktu turun hujan pertama, Hujan pertama itu dalam kalender Yahudi, kadang jatuh pada bulan Marheswan (Oktober/Nopember), kadang pula awal bulan Kislev (Nopember/Desember).

Menurut Talmud, ada 2 jenis binatang yang digembalakan: (1) אלו הן בייתות “elu hen bayītot", yaitu ternak piaraan khusus yang dikeluarkan mulai pagi hari untuk merumput di padang yang terletak di batas kota dan kembali ke kota pada malam hari; (2) אלו הן מדבריות “Elu hen midbariyot”, yaitu ternak yang digembalakan di padang. Jenis ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu (a) ternak yang digembalakan padang pada waktu Paskah, merumput di padang siang dan malam, dan dimasukkan lagi ke kandang waktu hujan pertama, dan (b) ternak yang keluar merumput di padang dan tidak masuk ke area yang ditentukan, baik pada musim panas maupun pada musim dingin (Beitzah 40b).

Catatan Lukas 2:8 merujuk kepada domba-domba khusus untuk upacara korban yang digembalakan di padang tertutup, dan domba-domba tersebut dilepaskan di sana, baik pada musim panas maupun musim hujan. Faktanya, Bait Suci selalu mempunyai persediaan domba-domba sepanjang tahun, karena tidak ada upacara Yahudi yang tanpa kurban binatang. Dalam lingkaran tahun liturgis Yahudi, perayaan yang jatuh pada 25 Kislev hingga 2 Tevet (Desember/Januari) adalah Perayaan Hanukkah (Penahbisan Bait Suci).

Hari Raya Penahbisan Bait Suci ditetapkan untuk memperingati kemenangan Yehuda Makabe, yang pada tahun 165-164 SM berhasil menumpas kejahatan raja Anthiokus Epifanes yang menajiskan Bait al Maqdis itu (2 Mak. 10:6). Dalam Yoh. 10:22 disebutkan bahwa perayaan itu jatuh pada musim dingin. Ciri khas perayaan ini, adalah penyalaan lampu-lampu terang, sejarawan Yahudi, Flavius Yosephus (90 M), menyebutnya חַג הַאוּרִים "Ḥag Ha-Urīm" (Hari Raya Terang). Menurut The Coptic Didascalia Apostolorum (189 M), ternyata Yesus dilahirkan tepat pada perayaan Hanukkah, 25 Kislev kalender Ibrani, atau bertepatan dengan 29 Kyahk kalender Mesir.

Selain itu, kita juga harus melihat geografis Israel secara keseluruhan. Hanya di wilayah Israel utara biasanya salju turun dari gunung Hermon setiap musim dingin. Sedangkan Bethelem Efrata, tempat Malaikat itu bertemu dengan para gembala, bukan wilayah yang turunnya salju. Wilayah Israel selatan adalah terdiri dari gurun, karena itu bulan Desember suhu Bethelehem hanya berkisar 57-42 derajat Fahrenheit, atau sekitar 13,8 sampai 5,5 derajat Celcius. Pada suhu tertentu yang disebut titik beku, yaitu 0° Celsius, 32° Fahrenheit, barulah salju bisa turun. Karena itu, tidak ada salju di Betlehem, kecuali pada saat-saat tertentu turun salju tipis kiriman dari wilayah utara.

Disadur dari catatan Bambang Noorsena, lengkapnya silahkan klik disini