<!-- -->

Wednesday, April 14, 2021

Mengenal Bukit Algoritma Sukabumi, Tiruan Silicon Valley Ala Indonesia

Ya'ahowu - Indonesia sebentar lagi akan segera memiliki pusat riset teknologi bernama Bukit Algoritma, letaknya berada di Sukabumi, Jawa Barat, sehingga dikenal pula dengan nama Silicon Valley Sukabumi.  

Banyak orang mendengar cerita tentang Steve Jobs yang merintis bisnis raksasa teknologi Apple dari garasi rumah, atau Mark Zuckerberg yang menciptakan jejaring Facebook bermula dari kamar sempit di sebuah asrama. 

Kisah-kisah lahirnya perusahaan-perusahaan besar bidang teknologi itu memiliki kesamaan, yakni bermula dari sebuah kawasan yang berada di California, Amerika Serikat (AS). Silicon Valley adalah menjadi magnet sekaligus jadi mesin penggerak dari banyak perusahaan teknologi asal Negeri Paman Sam. Tempat ini juga menjadi saksi lahirnya ribuan startup-startup terkemuka di kancah global.  

Melihat kesuksesan Silicon Valley dan juga demi motif ekonomi, negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk menduplikasi pusat teknologi tersebut. Pemimpin dari kota-kota terbesar dunia saling berkompetisi untuk melabeli kota mereka sebagai Silicon Valley selanjutnya. 

Di Indonesia sendiri, duplikat Silicon Valley sempat mengemuka. Beberapa lokasi yang sempat digadang-gadang jadi Silicon Valley Indonesia antara lain Malang, Yogyakarta, BSD Serpong, hingga Meikarta. 

Teranyar, muncul Bukit Algoritma Sukabumi yang dikembangkan perusahaan BUMN konstruksi, PT Amarta Karya (Persero).  Pembangunan Silicon Valley versi Jawa Barat ini diperkirakan menelan dana hingga 1 miliar Euro atau setara Rp 18 triliun. 

Dana tersebut akan digunakan untuk peningkatan kualitas ekonomi 4.0, peningkatan pendidikan dan penciptaan pusat riset dan development, serta meningkatkan sektor pariwisata di kawasan seluas 888 hektar itu. Pengembangan tahap awal diperkirakan memakan waktu tiga tahun. 


Bukit Algoritma Sukabumi merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 yang letak persisnya berada di kawasan Cikidang dan Cibadak. 

"Pengembangan KEK Sukabumi diharapkan mampu meningkatkan infrastruktur pertumbuhan yang tangguh berkelanjutan dan mewujudkan pembangunan SDM berbasis iptek yang merupakan salah satu alat dukung penuh pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional (PEN)," ujar Direktur Utama PT Amarta Karya (Persero), Nikolas Agung, beberapa waktu lalu. 

Sementara itu, Business Development Advisor Amarta Karya Oki Fahreza menambahkan, Sukabumi dinilai menjadi kawasan yang strategis untuk menjadi lokasi pembangunan Silicon Valley Indonesia.

Sebab, memiliki infrastruktur pendukung, seperti akses Tol Bocimi, Pelabuhan Laut pengumpan Regional (PLPR) Wisata dan Perdagangan Pelabuhan Ratu, Bandara Sukabumi Cikembar yang akan dibangun, dan Double Track KA Sukabumi. 

Pembangunan infrastruktur seperti fasilitas air, jalan, listrik serta transportasi publik dan fasilitas-fasilitas lainnya menjadi salah satu kunci untuk membangun kawasan ekonomi khusus seperti pusat penelitian dan pengembangan. 

Adapun sebelumnya, Bukit Algoritma Sukabumi bakal dibangun dengan konsep hampir semirip mungkin dengan Silicon Valley di Amerika Serikat (Silicon Valley Sukabumi). 

“Karena itu, kami akan melakukan best effort dan best practice, serta bergandengan tangan dengan pihak-pihak yang berkepentingan agar proyek yang dipercayakan pada AMKA ini bisa dilaksanakan dengan lancar," ucap dia. 

Selanjutnya, Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko menyebutkan, 'Silicon Valley Sukabumi' diharapkan dapat menjadi pusat penelitan dan pengembangan (R&D) serta pengembangan sumber daya manusia di masa depan. 

"Kawasan ini (Bukit Algoritma Sukabumi) akan menjadi salah satu pusat untuk pengembangan inovasi dan teknologi tahap lanjut, seperti misal kecerdasan buatan, robotik, drone (pesawat nirawak), hingga panel surya untuk energi yang bersih dan ramah lingkungan," ujar dia. 

Nikolas mengatakan pengembangan KEK Sukabumi atau Silicon Valley Sukabumi ini merupkan upaya untuk mengoptimalisasi bonus demografi Indonesia menjelang tahun 2045. 

Saat itulah, persaingan antar-negara bakal semakin sengit dalam hal produktivitas SDM, terutama di sektor digital. Kebijakan pemerintah yang mendukung digital hub, termasuk pengembangan Bukit Algoritma Sukabumi, juga berkaitan dengan mitigasi middle income trap.




Sumber: Kompas.Com